Budidaya
Pohon Gaharu,
Pohon gaharu merupakan jenis tanaman yang tergolong mudah
untuk dibudidayakan. Karena pohon gaharu dapat tumbuh pada jenis tanah apapun.
Tidak ada kriteria khusus mengenai jenis tanah yang dapat digunakan untuk
menanam pohon gaharu ini. Hampir semua jenis tanah dapat dijadikan lahan untuk
Budidaya Pohon Gaharu, asalkan bukan tanah yang terendam air seperti tanah
lumpur dan rawa. Pohon gaharu merupakan tanaman yang hasil produksinya berupa
kayu yang dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Hasil produksi
pohon gaharu aslinya berupa Gubal (resin) yang terbentuk dari proses alamiah
serta buatan, Gaharu merupakan sebuah nama kayu dari jenis pohon genus
Aquilaria, yang merupakan anggota familiki Thymelaeaceae. Pohon dan kayu gaharu
mengandung resin yang memiliki aroma yang harum. Maka tidak heran jika kayu
gaharu ini sangat terkenal dan sering digunakan dalam industri pembuatan
obat-obatan dan industri kosmetik. Keberadaan pohon gaharu sekarang ini sudah
mulai langka. Sehingga kayu gaharu yang merupakan hasil produksi dari pohon
gaharu juga semakin sulit ditemui. Padahal kayu gaharu merupakan salah satu
komoditas ekspor andalan dari Indoneia. Oleh karena itu, CITES pun saat ini
mengatur dengan sangat ketat perdagangan kayu gaharu. Kayu gaharu yang sudah
berumur tua akan menghasilkan gubal. Gubal secara normal akan terbentuk ketika
pohon gaharu berusia 25 tahun ketika pohon gaharu terinfeksi mikroba jenis
fusarium sp. Gubal inilah yang nantinya akan
memiliki harga jual sangat tinggi dan sangat mahal. Karena untuk mendapatkan
sebuah gubal dari pohon gaharu memakan waktu yang sangat lama, maka pada perkembangannya
sekarang ini kayu gaharu dapat dipanen ketika usia 5 tahun. Kayu gaharu yang
dipanen oada usia itu, kemudian disuntikkan mikroba ke dalam batang pohonnya,
agar lebih cepat menghasilkan gubal. Selain terkenal karena produksi kayunya,
gubal dari pohon gaharu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
aksesoris dan parfum. Kualitas parfum yang berbahan baku kayu gaharu ini sangat
baik. Telah banyak parfum bermerk terkenal menggunakan kayu gaharu sebagai
bahan dasar pembuatannya. Pohon gaharu dapat tumbuh subur pada te,pat dengan
ketinggian 0 hingga 1200 mdpl. Pohon gaharu juga masih dapat hidup pada
ketinggian lebih dari 1200 mdpl akan tetapi pertumbuhannya akan kurang
maksimal. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
budidaya pohon gaharu agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Cara Budidaya Pohon Gaharu
1. Pemilihan
Bibit Gaharu
Ketika akan melakukan budidaya pohon gaharu, yang pertama
kali harus dipersiapkan adalah bibitnya. Untuk mendapatkan pohon gaharu dengan
kualitas baik dan unggul, maka perlu digunakan bibit yang unggul dan
berkualitas pula. Biasanya para petani pohon gaharu mendapatkan bibitnya dari
petani lain atau pihak-pihak yang menyediakan bibit pohon gaharu.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih
bibit gaharu yang berkualitas baik :
- Pilih bibit yang sehat dan
tidak berpenyakit atau terserang hama
- Pilih bibit dengan diameter
minimal 1 cm dan tinggi minimal 20-30 cm
- Kriteria bibit tersebut
merupakan bibit yang ideal untuk dibudidayakan
2. Pengolahan
Lahan
Pohon gaharu tidak membutuhkan lahan khusus. Yang perlu
diperhatikan adalah jarak tanamnya. Ukuran jarak tanam yang ideal adalah 3 x 3
meter. Dengan ukuran jarak tanam tersebut dalam 1 hektar tanah dapat ditanami
sebanyak 1.111 pohon gaharu. Ukuran jarak tanam juga bisa disesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Media
Tanam
Untuk menanam pohon gaharu, dibuat lubang tanam ukuran 30 x
30 x 30 cm. Ukuran tersebut merupakan ukuran lubang tanam yang ideal, namun
bisa disesuaikan juga dengan kebutuhan. Lubang tanam dibuat minimal 2 minggu
sebelum penanaman. Tambahkan pupuk kandang pada lubang tanam untuk mempercepat
pertumbuhan pohon gaharu. Dosis pupuk disesuaikan dengan takaran yang tertera
pada kemasan. Waktu paling baik untuk menanam bibit gaharu dilakukan pada saat
pertengahan musim hujan.
4. Pembuatan
Naungan
Bibit gaharu yang baru ditanam memerlukan naungan untuk
melindungi tanaman dari sinar matahari dan air hujan secara langsung serta
untuk mengurangi penguapan air yang berlebihan. Atap naungan dapat dibuat dari
jerami atau daun yang berukuran lebar.
5. Tahap
Perawatan Pohon Gaharu
Lakukan pemupukan 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali.
Pemupukan menggunakan kompos sebanyak 3 kg atau gunakan pupuk alam ( jerami
padi, arang sekam, abu hasil pembakaran) untuk pertumbuhan tanaman secara
maksimal, Pemakaian pupuk kimia seperti NPK dan pupuk majekmuk dapat
ditambahkan setiap 3 bulan sekali setelah tanaman berumur 1 tahun dengan dosis
rendah yaitu 5 gram per tanaman. Kemudian dosisnya dapat ditambah sesuai besar
batang pohon gaharu. Teknik pemupukan pohon gaharu hampir sama dengan pemupukan
pada budidaya sengon.
Hama tanaman yang sering menyerang pohon gaharu yaitu hama
kutu putih. Kutu putih hidup di permukaan bawah daun bila kondisi lingkungan
lembab. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pemangkasan
pohon pelindung dan pruning agar terkena cahaya matahari, diikuti dengan
penyemprotan pestisida organik Natural Pentana. Bersihkan gulma, rumput liar
dan tanaman pengganggu lainnya setiap 3 bulan sekali atau sesuai kondisi
lapangan.
Perawatan pohon gaharu selanjutnya yaitu pemangkasan.
Pemangkasan pohon dilakukan ketika tanaman berumur 3-5 tahun. Lakukan
pemangkasan dengan memotong cabang bagian bawah dan sisakan 4-10 cabang atas.
Pucuk tanaman dipangkas, biarkan sekitar 5 m untuk dipelihara agar lebih
memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu. Untuk mempercepat pertumbuhan pohon
gaharu, lakukan penyemprotan menggunakan pupuk organik dengan dosis sesuai.
Rekayasa Produksi Pohon Gaharu
Tahapan rekayasa produksi pohon gaharu secara buatan
dilakukan melalui beberapa proses sebagai berikut :
- Isolasi jamur pembentuk
Isolasi jamur pembentuk diambil dari jenis pohon penghasil
gaharu sesuai jenis dan ekologi persebaran jenis pohon yang di budidayakan.
- Identifikasi dan skrining
Isolasi jamur pembentuk diidentifikasi berdasarkan morfologi
dan taksonominya. Proses skrining dilakukan dengan Postulat Koch untuk
memastikan jamur yang memberikan respons pembentuk gaharu, memang berasal dari
jamur yang diinokulasi.
- Teknik perbanyakan inokulum
Pembiakkan jamur pembentuk gaharu dapat diperbanyak pada
media cair dan media padat. Diperlukan keterampilan khusus untuk memperbanyak
jamur agar proses kemurnian dan peluang masing-masing jenis jamur pembentuk
gaharu akan memberikan respon yang berbeda apabila di suntik pada jenis pohon
penghasil gaharu yang berbeda.
- Teknik induksi
Teknik induksi jamur pembentuk gaharu dilakukan pada batang
pohon penghasil gaharu. Reaksi pembentukan gaharu dipengaruhi oleh daya tahan
inang terhadap induksi jamur dan kondisi lingkungan. Respon inang ditandai
dengan perubahan warna coklat setelah beberapa bulan disuntik. Semakin banyak
jumlah lubang dan inokulum dibuat, semakin cepat pula pembentukan gaharunya.
Proses pembusukan batang oleh jamur dapat terjadi bila teknik penyuntikan tidak
dilakukan dengan benar.
Panen Gaharu
Pohon gaharu dapat dipanen minimal satu tahun setelah proses
induksi jamur pembentuk gaharu. Jika ingin menghasilkan produksi kayu gaharu
yang unggul secara kualitas dan kuantitas, panen kayu gaharu dapat dilakukan
2-3 tahun setelah proses induksi jamur
Demikian uraian mengenai budidaya gaharu. Semoga dapat Anda
jadikan panduan ketika melakukan budidaya pohon gaharu. Semoga bermanfaat.
By : CV.Hijau Lestari Kalimantan